Jumat, 03 Juni 2016

Serba-Serbi SBMPTN 2016

Selasa (31/5) lalu, sebanyak 34.422 peserta SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) mengikuti tes tulis saintek, sosial humaniora, dan campuran.  Tes tulis dilaksanakan secara tersebar di berbagai kampus, di 22 lokasi perguruan tinggi, termasuk SMA/SMK di Kota Malang.
Seluruh pimpinan penyelenggara SBMPTN Panitia Lokal (Panlok) 55 Malang, pagi ini juga ikut berkoordinasi langsung di lapangan. Terdapat Wakil Rektor 1 UM,Prof  Dr Haryon, MPd. Ada pula Rektor Universitas Brawijaya Malang,Prof. Dr.Ir. Mohammad Bisri.  “SBMPTN menjadi komitmen Kemenristek Dikti dan pimpinan perguruan tinggi agar kita bisa menemukan mahasiswa yang berprestasi,” kata Wakil Rektor 1 UM, Prof Dr Haryono MPd.
Ia juga mengatakan, tahun ini jumlah peserta SBMPTN cukup besar, sehingga panitia sudah membekali penanggung jawab lokasi tes dan juga pengawas agar siap mendeteksi perilaku tidak positif atau gejala kecurangan dari peserta. Menurutnya, peserta SBMPTN tahun ini adalah peserta terbanyak daritaun-tahuns sebelumnya.

Dari 34.422 peserta SBMPTN, 9 orang peserta di antaranya penyandang disabilitas. Walau begitu,mereka mengikuti tes tulis dengan lancar.
Wakil Rektor 1 Universitas Negeri Malang, sekaligus Ketua Panitia Lokal 55 Malang, Prof Dr Haryono MPd, mengatakan, panitia penyelenggara tidak akan melakukan kunjungan ke peserta disabilitas, karena permintaan dari peserta yang ingin dianggap setara dengan lainnya.
“Karena mereka tidak ingin dikasihani dan ingin diperlakukan setara. Mereka ingin diterima ke PTN sebagai mahasiswa dengan kapasitas dan kemampuan yang mereka miliki,” ujar Haryono.
Selain itu, panitia memang tidak menyiapkan soal dengan huruf braile, sehingga peserta tuna netra dibantu pengawas. “Jadi ada yang membacakan soal untuk mereka,” imbuhnya.
Di Kota Malang sendiri, pelaksanaan tes tulis SBMPTN dilaksanakan dalam dua format, berbasis kertas dan berbasis komputer atau CBT (Computer Based Test). Selama pelaksanaan, Abbas, penanggung jawab test center CBT, mengatakan tidak ada kendala yang berarti karena persiapan sudah disiapkan matang sejak jauh-jauh hari.
Ia menambahkan, SBMPTN CBT tidak menggunakan koneksi internet seperti ujian nasional berbasis komputer (UNBK), melainkan hanya memanfaatkan jaringan LAN atau local loop saja. Soal peserta yang terlambat, panitia secara manual sudah mensetting sisa waktu ujian. Semisal peserta terlambat 30 menit, maka waktu pada soal tes akan dikurangi 30 menit juga.
“Hasil tes akan dibawa oleh panitia pusat. Untuk pengumumannya akan dikombinasi melalui software dan hardware,” ujarnya.
SBMPTN CBT merupakan pertama kalinya di Kota Malang dan dilaksanakan di Universitas Brawijaya dengan kuota peserta sebanyak 160, lebih banyak dari rencana kuota awal yaitu 80 peserta saja. (aldike)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar